Hari Sabtu, 17 September 2011.
Seminggu
pertama setelah melewati liburan panjang di Jogja, dan seperti biasa,
ritual bangun kesiangan setelah semalam bergumul dengan mimpi menjadi
koki masak. Pagi hari, jam 09.00 WIB, Segala persiapan perburuan situs
kuno sudah masuk ke dalam tas pada malam sebelumnya. Dari koran jawa pos
hari jumat, 16 September 2011, aku membaca berita tentang kegiatan
ekskavasi candi Miyono yang berlangsung dari tanggal 12 September sampai
dengan 19 September 2011. Menurut informasi, hasil penggalian terkini
telah berhasil menemukan bentuk pondasi candi induk dan candi perwara.
ah, tentu menarik sekali menjadi acara hari libur dengan kembali
menghampiri candi miyono untuk ketiga kalinya.
Setelah mandi
secukupnya (alias sikat gigi, cuci muka, dan ritual diatas kakus
secukupnya), aku langsung berangkat dengan diantarkan oleh "Si Belalang
Tempur" alias motor grand butut '92 yang selalu siap berpetualang
bersama tuannya. Cuaca hari itu kebetulan sangat bersahabat, panas juga
nggak, hujan juga enggak. Singkat kata, suasana memang sangat cocok
untuk menggelindingkan Si Belalang Tempur menjelajah ke Kayen.
Perjalanan
ditempuh dalam waktu kira-kira satu jam dengan kecepatan rata-rata 50
km/jam saja. Plus berhenti dua kali untuk sekedar makan pagi dan membeli
rokok sebagai teman ngobrol dengan tim Balai Arkeologi di lokasi. Rute
yang ditempuh : Kudus - Pertigaan Bulung - Jalan Raya Bulung - Kayen -
lurus saja - Pertigaan Tambak Romo - Desa Miyono - Makam Ki Ageng
Darmoyono.
Rute jalan desa miyono menuju lokasi candi miyono
sepanjang 2 km sudah diperkeras secukupnya dengan batu-batu kapur yang
memang mudah ditemukan di lokasi ini. Sepanjang jalan 2 km sudah mulai
banyak petani yang mempersiapkan lahannya untuk ditanami, karena bulan
september diperkirakan masuk musim pancaroba dengan ditandai 2 kali
hujan besar yang mengguyur pantura beberapa hari sebelumnya.
|
Lokasi Ekskavasi pada hari Sabtu 17 September 2011
|
Tiba
di lokasi, Banyak tenaga kerja yang dilibatkan dalam ekskavasi ini,
dengan sebagian besar melibatkan tenaga petani desa setempat. Di
bandingkan dengan kunjunganku yang terakhir, bentuk pondasi sudah mulai
tampak. Ketika sampai di lokasi, aku disambut dengan obrolan yang sangat
bersahabat dari tim Balai Arkeologi Yogyakarta. Dua orang tim yang
mengajakku ngobrol adalah Mas Bagus dan Bapak Gunadi selaku pemimpin
ekskavasi. Dari bapak Gunadi lah, aku mendapatkan informasi yang cukup
komplit mengenai perkiraan bentuk candi ini. Menurut beliau, penemuan
candi ini mempunyai arti yang penting. Candi-candi yang ditemukan di
pantura bisa menjadi penyambung mata rantai yang hilang tentang sejarah
masuknya agama hindu dan buddha dari wilayah pesisiran utara jawa yang
akhirnya meresap jauh ke selatan jawa. Usia candi ini belum dapat
diperkirakan, bisa masuk pada masa awal masa hindu-buddha atau bisa
masuk pada jaman majapahit. Dari sekedar obrolan santai tadi, ada yang
berharap semoga prasasti peresmian candi ini berhasil ditemukan.
|
Bapak Gunadi Sang Team Leader ... Ngobrol2nya sangat asyik !! |
Menurut
pak Gunadi, kalau berhasil menemukan prasastinya, akan menjadi suatu
keberuntungan yang luar biasa. Lingga dan yoni candi ini sudah sulit
dilacak keberadaannya, karena sudah dipindahkan ke kawedanan Kayen pada
tahun 1975. Setelah melewati pergantian pemegang kepemimpinan, kedua
benda penting itu tidak tercatat siapa yang menyimpannya. Untuk arca
masih lebih beruntung, karena masih disimpan di rumah pemuka warga
setempat bersama dengan temuan-temuan penting lainnya berupa lampu
blencong perunggu, perhiasan, tembikar dan lain-lain.
|
Pak sukahar (pak alias) dan struktur candi miyono |
|
Lokasi yang sama setelah digali |
|
Candi Utama dipotret dari selatan masjid |
Menurut
perkiraan pak gunadi, kemungkinannya tipis untuk berhasil menemukan
prasasti. Lokasi penempatan prasasti biasanya ada di pojok pagar candi,
padahal pagar candi bisa dikatakan sudah banyak mengalami pembongkaran
di masa lalu. Ditambah dengan kondisi candi yang terkubur hanya dalam
kedalaman 70 cm dari permukaan tanah. Tapi, sampai sekarang, belum ada
laporan yang tercatat mengenai penemuan prasasti oleh warga. Jadi,
semoga saja prasasti itu masih ada sehingga dapat ditentukan kapan candi
ini diresmikan .... semoga
|
Candi Perwara I (barat Masjid Miyono) |
|
Candi Perwara I dipotret dari arah selatan
|
Ukuran
candi induk diperkiran berukuran 7 x 7 meter persegi dan candi perwara
berukuran 4,5 x 4,5 meter persegi. Posisi candi perwara ini tepat
berhadapan dengan candi induk (tepat di sebelah barat candi induk).
Kemungkinan masih ada dua candi perwara lagi yang belum ditemukan. Candi
ini pasti bersifat hindu dengan ditemukannya arca Siwa pada tahun
90-an, tergeletak di dekat sungai yang ada di sebelah utara candi.
Sampai dengan hari ini, belum dapat dipastikan lokasi pintu masuk candi,
karena sebagian candi induk berada di bawah masjid yang baru 80%
selesai dibangun.
|
Sebagian Struktur candi yang berada di bawah serambi masjid |
|
Struktur Candi Utama dipotret dari serambi masjid |
|
Struktur candi utama dipotret dari sebelah barat |
Temuan
yang menarik pada hari itu, berupa pecahan-pecahan gerabah yang hanya
terkubur di kedalaman 40 cm dari permukaan tanah. Temuan ini sempat
menarik beberapa warga untuk melihatnya dari dekat. ok, ini fotonya :
|
Temuan Gerabah dari barat candi utama |
Proses
penggalian ini selanjutnya akan dikaji kemungkinannya untuk penggalian
yang lebih luas. Sebagai catatan, beberapa temuan pecahan kecil juga
ditemukan di sungai yang ada di utara situs ini. Candi ini sampai
sekarang belum ditemukan batas pagarnya dan harapannya bisa digali pada
skala penggalian yang lebih luas. Penggalian ini tetap memberdayakan
masyarakat, sehingga dalam proses penggalian ini, sebelumnya ada rembug
desa yang membahas perlu atau tidaknya situs ini digali. Kesanggupan dan
kesungguhan masyarakat untuk menjaga situs ini adalah kunci utama
pelestarian situs kuno ini.
|
Struktur tangga (?) di sebelah barat candi perwara |
Ok,
sampai di sini dulu ... pemberontakan sudah menghebat dari dalam perut.
Setelah berpamitan seperlunya, bergeraklah belalang tempur menuju bank
.... eh, warung terdekat untuk memangsa beberapa lele bakar yang kurang
beruntung terpilih sebagai penghuni perutku. Selesai makan, dan
menghisap rokok secukupnya, perjalanan dilanjutkan untuk kembali ke
kudus ....... ok ........ sampai jumpa di petualangan berikutnya.
CANDI ORA LUNGO NGENDI-ENDI .... NYANDI ITU NYANDU !!! (Meminjam istilah @cuk riomandha)
Wynn casino, list of wynn reopening dates 2021 - Dr.MD
BalasHapusWynn Las Vegas and 경상북도 출장샵 Encore Resort, LLC (2021) Wynn Las Vegas and Encore 창원 출장샵 Resort, 사천 출장샵 LLC are ranked among 대구광역 출장마사지 luxury hotels by real 경산 출장안마 guest reviews and