Wednesday, October 5, 2011 at 9:52pm
(Foto-foto
dari note ini diambil dari kamera mas cuk riomandha, karena ketika
mengunjungi situs ini bersama mas cuk, aku tidak punya kamera !)
Bermula
dari “legenda” yang berulang-ulang ditulis di buku pelajaran SD dan
SMP, nama Tukmas menjadi biang penasaran tersendiri. Setelah ketemu
dengan BOL BRUTU, keinginan lama itu timbul kembali, karena baru sekali
ini ketemu dengan grup yang hobi memburu batu.
Hanya
berbekal informasi singkat di buku sejarah SD yang sekarang menjadi
rumah dinas rayap-rayap pemangsa kertas dan situs website BP3,
dinyatakan bahwa batu legendaris itu ada di dusun dakawu, desa lebak,
kecamatan grabag, magelang. Dari situs kanjeng kyai google yang bermata
dewa, didapatkan koordinat lokasi desa lebak yang ternyata tidak jauh
dari rumahnya Rafael.
Pencarianpun tak berlangsung lama,
setelah melalui proses penyidikan beberapa warga dengan melibatkan
piranti kekerasan (maksudnya kompressor untuk memompa ban belakang yang
gembos) untuk menuju lokasi, prasasti legendaris itu pun ketemu. Lokasi
yang fantastis, perbukitan hijau yang dikelilingi rumpun-rumpun mendong
yang baru saja ditanami, pemandangan gunung para dewa yang dihampari
rerrumpunan hijau yang bergoyang oleh nafas para dewa dari langit
(halah, sok puitis ! …. Pret ah). Lokasi ini cocok sekali untuk berburu
ilham nomer atau mengobati pikiran sedang ruwet…. Hehehe. Jalan setapak
yang cukup mepet untuk satu mobil pun diterjang dengan kekhawatiran
tidak bisa memutar arah mobil untuk kembali. Ternyata di depan lokasi
prasasti tukmas malah cukup luang untuk parkir beberapa mobil.
Mobil merah membelah rerumputan hijau |
Tetapi
ternyata kami belum cukup beruntung untuk ekspedisi pertama, karena
lokasi prasasti menjadi satu lokasi dengan PDAM Kalimas dan kuncinya
dibawa pak alias (pak diyar) yang sekaligus juga karyawan PDAM. Kiranya
tidak bijaksana bila berlagak menjadi atlet loncat galah untuk masuk ke
lokasi yang dikelilingi kawat berduri.
Dua minggu
kemudian, aku dengan mas cuk mengulangi lagi ekspedisi ini. Mas Rafael
pamit tidak bisa ikut karena ada turnamen golf, doi memang hobi jadi
organiser orang maen golf, tidak ada batu … bola golf pun jadi.
Pak
Diyar dengan antusias menerangkan hal-ihwal prasasti tukmas menurut
versi beliau. Batu yang ukurannya cukup besar itu tampak luar biasa,
seksi, coklat muda, agak basah, mulai tumbuh kerutan, bibir agak
pecah-pecah dan jika dijilat mungkin ada rasa biskuit stroberi sekaligus
pedas ala merica (karena ada semut merah berbaris di atas batu).
tampak renyah dan basah ..... |
sudah
bertahun-tahun keinginan untuk bertemu batu legendaris ini, baru
terwujud di usiaku yang kepala tiga yang beranjak ke kepala empat. Batu
coklat biskuit agak basah dengan lambang-lambang hindu tertua di jawa
yang berdasarkan analisa ahli paleografis, usianya kira-kira 1500 tahun.
Di lokasi prasasti ini terdapat mata air yang sekarang di kelola PDAM
dan debitnya tidak pernah surut.
Kalimas Compagnie ... and always blue ! |
Ribuan
tahun yang lalu, mata air ini selalu mengalir memberi penghidupan para
leluhur-leluhur yang tak dikenal hingga era milenium ini. Mata Air ini
memang layak untuk dihormati, karena dalam alam pikiran jawa, mata air
disamakan dengan ketuban sang ibu yang memberi kehidupan kepada manusia.
Air adalah unsur pertama dari hidup dan titik tolak pertama dari
filosofi “sangkan” atau "asal". Para pande keris jaman dulu menggunakan
air dari tuk (mata air) atau tempuran sungai sebagai sarana untuk
“nyepuh” keris-keris buatannya. “Nyepuh” adalah proses pemanasan keris
yang hampir jadi, pada suhu sekitar 800 derajat Celcius (membara warna
merah tua) dan dimasukkan kedalam air dengan tujuan teknis untuk
memperkuat bilahnya. Tujuan filosofisnya adalah penggabungan empat unsur
sangkan-paran untuk penciptaan itu sendiri, yaitu api, air, batu
(mewakili tanah) dan udara. Air dari Tuk adalah simbol dari air ketuban
sang ibu, batu lumpang wadah air untuk nyepuh sebagai simbol dari rahim
sang ibu, udara pemanas ububan sebagai simbol ruh atau nafas, api dari
arang sebagai simbol dari kehendak si jabang bayi atau kehidupan itu
sendiri (energi).
Gambar
yang diukir di batu coklat basah ini juga menarik, di sudut kiri atas
ada gambar yang menyerupai alat pertanian yang mirip bendho (pencacah
rumput) dan sebuah senjata tikam pendek (prototipe keris ?). Yang
dibagian tengah terdapat gambar bagan yang tidak kupahami maksudnya, dan
disusul gambar kapak dan senjata mirip gada.
Promosi korporat yang sebaiknya jangan ditiru |
di
bagian paling kiri terdapat gambar roda (cakra ?), dan berikutnya
sebuah benda yang mirip kerang yang difungsikan sebagai alat musik.
Dibawahnya ada tambahan prasasti kontemporer dari PT Madiyo – Magelang.
Semacam tidak mampu kubaca |
Hasil kajian para ahli berupa transkripsi yang disusun dari empat baris sajak, sebagai berikut:
(itant) uśucyamburuhānujātā
Kwacicchilāwālukanirgateyam
Kwacitprakĩrnnā śubhaśĩtatoyā
Samprasratā m(edhya) kariwa gańgā
Terjemahan sajak yang terdiri dari empat baris tersebut adalah, Bermula
dari teratai yang gemerlapan dari sini memancarlah sumber air yang
mensucikan, air memancar keluar dari sela-sela batu dan pasir, di tempat
lain memancar pula air sejuk dan keramat seperti (sungai) Gangga.
Di bagian paling kanan terdapat gambar 4 buah padma yang mungkin melambangkan empat mata air yang sampai sekarang masih tetap mengalir deras. |
di bagian belakang prasasti terdapat ukiran tambahan yang nggak ancient
dari mas verijatno – solo. Menurut informasi dari pak alias, sang
”seniman” pernah diperkarakan dengan denda berat dan bonus menghuni
hotel prodeo.
adegan ini jangan ditiru |
Pak Diyar .... Den Alias |
Nah,
ini yang penting …. Mempunyai kesempatan untuk meraba prasasti
legendaris ini, impian yang lama akhirnya terwujud juga. Serasa
terhubung dengan masa lalu …. Sebuah kapsul waktu.
Sampai jumpa di petualangan berikut …..
===== Nyandi pangkal Nyandu, Tidak Nyandu, Nyandi kembali =====
(meminjam dan menggubah istilah dari Cuk Riomandha)
Ucapan
terima kasih kepada mas Cuk Riomandha, karena kameramu dan foto2mu,
ekspedisi ini dapat diabadikan, insyaallah bulan depan aku menghadap
koperasi untuk kredit beli kamera, mohon doa restunya mas cuk riomandha
.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar